Kamis, 30 November 2017

Pendekatan Pengembangan Sistem

Yonatan Aldi Wicaksono
37116799
Pendekatan Pengembangan Sistem
                                                                                                                                   
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
a)      PendekatanKlasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikutitahapanpadaSystemLifeCycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut :
·         Pengembanganperangkatlunakakanmenjadisulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut
·         Kemungkinankesalahansistembesar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
·         Keberhasilansistemkurangterjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya. Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
b)      Pendekatanterstruktur(StructuredApproach)
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.

Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
•DariBawahKeAtas(Bottom-upApproach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik kelevel atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
•PendekatanDariAtasKeBawah(Top-downApproach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun kepemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
·         PendekatanSepotong(piecemealapproach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu)
·         PendekatanSistem(systemsapproach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.
·         PendekatanSistemmenyeluruh(total-systemapproach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
·         PendekatanModuler(modularapproach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

·         Lompatanjauh(greatloopapproach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
·         PendekatanBerkembang(evolutionaryapproach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

Sumber : http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/10/tugas-sim-pengembangan-sistem-informasi-secara-insourching-dan-outsourching/

PERENCANAAN SDM DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Yonatan Aldi Wicaksono
37116799
PERENCANAAN SDM DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Perencanaan adalah sebuah strategi bagi penentuan tindakan dimasa depan. Perencanaan memberikan cara yang luar biasa untuk mengatasi tantangan dimasa yang akan datang pula, baik dalam hal pemenuhan akan tenaga kerja, pemindahan serta pelatihan.
Sumber daya manusia dan personalia merupakan elemen paling penting dalam setiap lembaga (pendidikan). Sdm dan personalia merupakan penentu mati atau majunya sebauh lembaga. Dalam hal ini sebagai penentu untuk merencanakan. Maka setiap lembaga tidak bisa meremehkan akan pentingnya perencaan.
Indonesia masih mempunyai permasalahan yang cukup pelik untuk pemberdayaan sdm dan personalia pendidikan, hal tersebut disebabkan kareana pemerintah tidak mempunyai perencanaan yang tepat untuk memajukan dunia pendidikanatau malah pemerintah tidak ingin pendidikan ini maju setara dengan bangsa yang lain, pendidikan hanya dijadikan komuditas untuk menarik simpati masyarakat agar memilihnya dalam pilpres, pilkadal dan lain sebagainya.sehingga pendidikan kita selalu menduduki peringkat paling wahid dari bawah antara Negara ASEAN.
Permasalahan pemberdayaan sumber daya manusia dan personalia pendidikan menurut penulis yang paling krusial adlah terletak pada pemerataan pendidik dan tenaga pendidikan. Dimana pendidik dan tenaga kependidikan yang ada saat ini hanya tersebar dipulau jawa, itupun mengindikasikan banyak yang tidak berkualitas, sedang dipihak lain diluar jawa masih kekurang pendidik dan tenaga kependidikan. Permasalahan ini nampaknya belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, sebetulnya pemerintah dalam hal ini depag dan diknas telah memberikan iming-iming kenaikan gaji, pangkat dan perumahan namun belum menarik.
Pelatihan bagi pendidik dan tenaga kepandidikan masih menyisakan persoalan mulai dari diskriminasi, hanya terkesan untuk pariwisata gratis, srte menghabiskan anggaran. Serta yang menyedihkan widyaiswara pun pengetahuannya out of date, tentu hal ini akan mempengaruhi kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada audiensya.
Permasalahan yang cukup krusial yang tidak kalah peliknya adalah soal perekrutan pendidik dan tenaga pendidikan yang tidak berdasarkan atas kebutuhan, bagaimana akan berdasar kebutuhan kalau dalam perekrutannya tidak memperhatikan perencanaan dan analisis kebutuhan tenaga kerja. Nomor induk tenaga kerja yang ganda, dll
Masalah Dalam perencanaan SDM
Pemerataan :
1.      Banyaknya Guru yang beredar dipulau jawa dan perkotaan mereka kekurangan jam mengajar sesuai amanat UU.Solusi : penempatan Guru di daerah terpencil dengan iming-iming 2x kenaikan gaji,
2.      Kemampuan daerah untuk pengadaan Guru mengalami keterbatasan,
Solusi : pemerintah daerah perlu memaksimalkan pegawai selain guru untuk menjadi guru dengan perlatihan berkala.
3.      Selama ini pemerintah kurang memperhatikan pengangkatan personalia pendidikan (pustakawan) Solusi : Alangkah Baiknya pemerintah secara berkala mengangkat dan menyebar pustakawan sampai kepada lembaga pendidikan daerah agar terjadi pemerataan.
Pelatihan :
1.      Guru dalam penguasaan motode dan pengetahuan out of date dalam proses KBM. Solusi : Pemerintah mengadakan pelatihan kepada guru tentang metode pembelajaran yang baru.
2.      Pelatihan masih bersifat diskriminatif antara PNS dan Non PNS Solusi : peraturan yang mengatur hal tersebut perlu dirubah dengan memperhatikan perbedaan status kepegawaian yang  ada.
3.      Pelatihan hanya dijadikan untuk ajang refresing gratis + uang saku Solusi : Pemerintah dalam hal ini hanya sebagai fasilitator dengan memberikan kebebasan bagi Guru untuk memilih materi dan tempatnya yang telah ditentukan pemerintah.
4.  Widyaiswara dengan persoalannya yang kompleks dari kurangperencanaan dalam bahan ajar, pengetahuan ketinggalan jaman, penguasaan materi yang rendah, metode yang tidak atraktif dll.
Solusi : Pemerintah dalam hal ini perlu mentraining serta memberikan beasiswa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Rekrutmen :
1.      Rekrutmen Guru mengandalkan KKN terutama pegawai honorer.Solusi : Pemerintah lebih baik mengalokasikan pengangkatan guru muda professional, yang ditest dengan berlapis.
2.      Tidak menggunakan analis dan perencanaan akan kebutuhan guru.Solusi : membandingkan rasio guru murid dan mengangkat berdasarkan kebutuhan.
3.      Sistem kepegawaian masih amburadul dan minat kaum muda menjadi Guru rendah.
Solusi : menata ulang system penerimaan guru dengan mengangkat lulusan terbaik FIP secara langsung.
4.      Pengangkatan personalia pendidikan (kepsek) tanpa menggunakan kriteria yang jelas.Solusi : dalam Pengangkatan kepsek sesuai aturan yang ada ditambah seluruh calon didebatkan dihadapan guru dan siswan visi dan misi.

Sumber:https://stieekuitas.wordpress.com/2013/05/30/strategi-perencanaan-sdm-dilembaga-pendidikan/
https://www.scribd.com/doc/19007563/perencanaan-sdm-dan-personalia-pendidikan

Minggu, 29 Oktober 2017

Penerapan Teknologi Dan Informasi Di PT.indofood.Tbk

Nama : Yonatan Aldi Wicaksono
Kelas  : 2DB03
NPM  : 37116799

Latar Belakang
Menurut Jos Luhukay, seorang praktisi teknologi informasi dan ekonom baru, dalam wawancaranya di Majalah E-Bizz Asia, tantangan perusahaan-perusahaan saat ini bertambah berat, selain tuntutan untuk mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan mereka, tingkat persaingannya pun semakin ketat. Munculnya banyak perusahaan baru dan terjadinya berbagai perubahan lingkungan bisnis dan berkembangnya teknologi informasi, telah memberikan dimensi baru yang lebih kompetitif bagi setiap perusahaan yang ingin mempertahankan reputasi mereka dalam dunia bisnis. Karenanya, tak heran jika perusahaan-perusahaan semakin dituntut untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan responsif terhadap berbagai perubahan lingkungan persaingannya. Hal itu semua, saat ini, hampir tak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi, termasuk Internet.
Pada saat 10-15 tahun yang lalu ada pandangan di kalangan pakar, utamanya mereka yang dari kalangan tradisional economist , yang menyatakan bahwa, pertama what you need to do adalah mempunyai strategi bisnis lebih dulu. Dari strategi bisnis, baru kemudian menurunkannya atau menjabarkannya menjadi strategi–strategi lainnya, termasuk strategi pengelolaan SDM, kemudian strategi keuangan dan strategi teknologi.
Namun, konsep itu oleh profesor-profesor di Harvard University, antara lain F. Warran McFarlan dan sebagainya itu, sudah dinyatakan bahwa ternyata itu salah. Dia pernah menulis bahwa ”sebelum membuat strategi teknologi, pasti ada strategi bisnis terlebih dulu”. Ternyata, bahwa sejak awalnya teknologi, terutama TI, seharusnya memang sudah dilibatkan dalam pembuatan strategi bisnis, bukan malah sekuensial setelah business strategy, baru teknologinya mau ditaruh dimana. Justru itu harus sudah ada di depan. Mengapa? Karena teknologi bisa membuat satu hal yang business wise tidak strategis, menjadi strategis.
Dari penjelasan  diatas jelas bahwa saat ini perusahaan pasti dituntut untuk melakukan perubahan perbaikan teknologi informasi. Perubahan – perubahan itu terjadi karena beberapa alasan. Pertama , karena munculnya satu persaingan yang sangat ketat, sehingga akibatnya untuk mempertahankan hidup ( survival ), dia harus berubah. Kedua , dikombinasi lagi khususnya jika ada kepemilikan baru, dan pemilik baru itu berasal dari ekonomi yang lebih kompetitif, misalkan asing. Dan, ketiga jika kepemimpinannya telah hadir orang–orang muda, yang memiliki visi yang lebih baru. Artinya, walaupun mereka (pengelola perusahaan) sudah berumur, tapi jika ada yang membawa ide-ide baru, dia juga akan cepat berubah.
Kita dapat melihatnya dari bagaimana posisi manajemen dan staf di suatu organisasi. Organisasi-organisasi yang masih sangat hirarkhis seperti tentara, dimana sang komandan mungkin di bawahnya memiliki dua, tiga atau empat orang general manager , kemudian di bahwanya ada lagi. Mungkin pengukuran yang terpenting adalah dari ujung sampai yang paling bawah, sebenarnya ada berapa layer . Mengukurnya sangat mudah. Semakin tinggi jumlah layer- nya, makin kurang penggunaan TI-nya. Itu, pasti.dengan kata lain organisasi–organisasi yang agile , luwes, dan bisa cepat bergerak,maka akan flat . Jika sudah flat , maka bisa dipastikan TI-nya tinggi.
Penerapana system informasi teknologi di Indonesia telah dilakukan oleh banyak perusahaan di Indonesia, seperti PT Indofood Sukses Makmur, tbk yang menggunakan SAP
SAP merupakan software ERP (Enterprise Resource Planning) yang terbesar didunia. Software yang berasal dari Jerman ini sudah banyak digunakan diseluruh belahan dunia, bahkan hampir seluruh perusahaan besar maupun menengah di Indonesia telah menggunakan SAP, seperti perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, tbk.
SAP menghubungkan semua lini produksi dan seluruh departement di perusahaan. SAP merupakan software yang sangat dinamis, dimana semua menu dan tampilan program dapat di-costumaze menggunakan bahasa pemrograman ABAP sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu keunggulan SAP yg lainnya adalah pembuatan user interface menggunakan bahasa pemrograman yang lainnya seperti JAVA, PHP, Visual Basic, ASP, VB.net, Lotus Script, Delphi dan sebagainya. Tentunya untuk perusahaan yang menggunakan SAP, hal ini merupakan suatu nilai tambah yang memiliki nilai yang tinggi, dimana perusahaan bisa menggabungkan dan mengembangkan semua aplikasi yang ada dan dibutuhkan perusahaan.
Bahasan yang Muncul dalam Sistem Informasi Teknologi
Sebelum membuat strategi teknologi, pasti ada strategi bisnis terlebih dulu. TI, seharusnya memang sudah dilibatkan dalam pembuatan strategi bisnis, bukan sebagai sekuensial setelah business strategy, setelah itu teknologinya. Justru itu harus sudah ada di depan. Karena teknologi bisa membuat satu hal yang business wise tidak strategis,menjadi strategis. Bahasan pertama adalah apa saja strategi yang bisa dihasilkan oleh system informasi teknologi pada PT Indofoos Sukses Makmur, tbk?
Informasi adalah salah satu asset penting yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup suatu organisasi/bisnis, pertahanan keamanan dan keutuhan negara, kepercayaan publik atau konsumen, sehingga harus dijaga ketersediaan, ketepatan dan keutuhan informasinya. Informasi dapat disajikan dalam berbagai format seperti: teks, gambar, audio, maupun video. Manajemen pengelolaan informasi menjadi penting ketika terkait dengan kredibilitas dan kelangsungan hidup orang banyak. Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi tersebut. Sayangnya, keamanan informasi oleh banyak perusahaan masih dianggap sebagai masalah teknis yang cukup ditangani oleh bagian teknologi informasi (TI) saja, sehingga menghasilkan solusi teknologi tanpa melibatkan proses bisnis. Artinya, perangkat lunak dengan sistem keamanan tercanggih pun sering kali belum mencukupi. Tentunya suatu perusahaan belum tentu membutuhkan atau mampu menerapkan semua cara pengamanan sistem. Sia-sia apabila kita menerapkan sistem TI dengan teknologi pengamanan mutakhir dan biaya sangat mahal jika ternyata kebutuhan kita tidak serumit itu dan fungsinya pun tidak optimum. Sebaliknya, tidak ada gunanya membeli sistem murah namun tidak dapat memberikan tingkat keamanan sistem yang diharapkan. Yang menjadi bahasan kedua adalah apa solusi untuk mengamankan system informasi teknologi di PT Indofood Sukses Makmur, tbk tersebut?
Selain itu sistem informasi teknologi ini juga memunculkan isu sosial dan teknologi, apabila telah digunakan, apakah sudah kompatibel dengan kebutuhan perusahaan?
Data dan konsep dasar informasi
System informasi dan organisasi saling mempengaruhi. System informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar member informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Dalam system informasi, variable terpenting adalah pengolahan data.
Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (data is the description of things and events that we face). Data juga diartikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Data bisnis (business data) adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi (business data is an organization's description of things (resources) and events (transactionsthat it faces).
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data-item. Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan diproses untuk menghasilkan informasi.
Pengolahan data adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki keguanaan (data processing is the term used to describe changes performed on data to produce purposeful information).
Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan 3 hal, yaitu:
1.      Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan
2.      Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut. Komponen keakuratan informasi antara lain:
a.       Completeness
Berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
b.      Correctness
Informasi yang dihasilkan harus benar dan bebas dari salah dan tidak menyesatkan pengguna informasi.
c.       Security
Informasi yang digunakan harus menjamin keamanan bagi penggunanya.

3.      Tepat waktu (timeliness)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
4.      Ekonomis (Economy)
5.      Efisien (Efficiency)
6.      Dapat dipercaya (Reliability)
Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasar penggunanya, yaitu:
1.      Informasi Strategis. Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.
2.      Informasi Taktis. Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-rencana penjualan.
3.      Informasi Teknis. Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persedian stock, retur penjualan dan laporan kas harian.
Deskripsi penerapan system informasi teknologi di PT Indofood Sukses Makmur, tbk
a.      Fungsi STI bagi Indofood dalam mendukung strategi bisnis
Setelah bergema secara besar-besaran tentang perangkat lunak dan yang terakhir pengimplementasiannya, adakalanya muncul dukungan TI untuk enyimpan dan memelihara informasi perusahaan agar terbebas dari gangguan baru. Konon, Indofood pernah mengimplementasi aplikasi untuk distribusi dari sebuah vendor multinasional. Hasilnya jauh dari memuaskan. Kini, Indofood memakai aplikasi hasil pengembangan sendiri tim TI internalnya (in-house development) untuk mendukung kebutuhan distribusi, pemasaran, dan administrasi. Aplikasi system Indofood menggunakan SAP. SAP merupakan software ERP (Enterprise Resource Planning) yang terbesar didunia. Software yang berasal dari Jerman ini sudah banyak digunakan diseluruh belahan dunia, bahkan hampir seluruh perusahaan besar maupun menengah di Indonesia telah menggunakan SAP, seperti perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, tbk.
SAP terdiri dari beberapa Module sesuai dengan bisnis proses ERP di perusahaan.
1. MM (Material Management)
2. SD (Sales & Distribution)
3. PP (Production Planning)
4. QM (Quality Management)
5. WM (Warehouse Management)
6. PM (Plant Maintenance)
7. PS (Project Systems)
8. HR (human resource)
9. FI / CO (financial controlling)
10. TR (Treasury and cash)
Selain itu ada beberapa module Technical yg mendukung bisnis proses diatas, yaitu :
1. Basis (Hardware and Software Administrator)
2. ABAP (SAP Programer)
3. BW (Business Warehouse)

SAP menghubungkan semua lini produksi dan seluruh departement di perusahaan. SAP merupakan software yang sangat dinamis, dimana semua menu dan tampilan program dapat di-costumaze menggunakan bahasa pemrograman ABAP sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu keunggulan SAP yg lainnya adalah pembuatan user interface menggunakan bahasa pemrograman yang lainnya seperti JAVA, PHP, Visual Basic, ASP, VB.net, Lotus Script, Delphi dan sebagainya. Tentunya untuk perusahaan yang menggunakan SAP, hal ini merupakan suatu nilai tambah yang memiliki nilai yang tinggi, dimana perusahaan bisa menggabungkan dan mengembangkan semua aplikasi yang ada dan dibutuhkan perusahaan.
Dengan Implementation Partner adalah SAP Active Global Support dan SAP software yang disesuaikan dengan the mySAP™ ERP application serta pihak ketiganya adalah :
• Database:
IBM DB2, Microsoft SQL Server
• Hardware: IBM
• Operating system:
IBM OS/400,
Microsoft Windows 2003
SAP membantu system informasi tentang tren pasar, analisa keuangan, hingga proses produksi dengan cara yang mudah dipahami oleh user terakhir. Dengan penjelasan di atas, maka STI bisa mendukung strategi bisnis perusahaan secara cepat dan dengan biaya yang rendah. Ini menggambarkan SAP telah berperan sebagai system informasi strategis, yaitu mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Diharapkan system yang mampu member efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.
b.      Keamanan
Keamanan data elektronik menjadi hal yang sangat penting di perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) maupun industri lainnya, seperti: perusahaan export-import, tranportasi, lembaga pendidikan, pemberitaan, hingga perbankan yang menggunakan fasilitas TI dan menempatkannya sebagai infrastruktur kritikal (penting).
Informasi atau data adalah aset bagi perusahaan. Keamanan data secara tidak langsung dapat memastikan kontinuitas bisnis, mengurangi resiko, mengoptimalkan return on investment dan mencari kesempatan bisnis. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan di-sharing maka semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau tereksposnya data ke pihak eksternal yang tidak diinginkan.
Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
1.      Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
2.      Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
3.      Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
c.       SAP Telah Kompatibel Terhadap Kebutuhan Perusahaan, dan isu sosial yang muncul seiring adanya SAP
Untuk melengkapi roll out perangkat lunak SAP, Indofood memperoleh company-wide platform yang terintegrasi yang diperlukan perusahaan untuk beroperasi secara efisien. Adapun untuk mendukung rollout tersebut disediakan 10 kelompok pendukung misalnya, anggota yang melayani lebih dari 1000 pemakai, meskipun demikian SAP memberikan pemecahan keterbatasan SDM untuk meningkatkan solusi bisnis pada perusahaan. Sebagai tambahan dukungan system ini masih dilengkapi dengn hardcopy system request, sehingga bisa mengakomodasi semua permintaan yang dipusakan pada bagian pemeliharaan.
Seperti yang telah menjadi pembuka bagi makalah ini yaitu tanggapan positif dari pihak manajemen Indofood dan SAP sendiri dalam pembangunan system informasi berbasis SAP, mengindikasikan bahwa pihak manajemen Indofood puas dengan hasil kerja SAP karena murahnya biaya operasional, dapat menjawab masalah keterbatasan SDM, dan lain sebagainya.
Dari penjelasan diatas telah tergambar bagaimana sebuah informasi teknologi mampu menggantikan sebagian posisi manusia (SDM) di Indofood. Efek positif yang didapatkan perusahaan adalah biaya rendah karena mengurangi banyak tenaga. Namun efek negative yang akhirnya dialami oleh karyawan karena mereka sebagian besar sudah tidak dibutuhkan lagi.
Hal ini bisa menjadi lebih ironis apabila pemerintah juga tak memberikan perhatian atau peraturan win-win solution untuk kepentingan perusahaan dan SDM.


DAFTAR PUSTAKA


·        Laudon, Kenneth,C., and Jane, P.Laudon, 2004. Management Informastion System:Managing the Digital Firm, 8thEdition, Prentide-Hall, Inc., Upper Saddle River, NJ.www. Indofood.com
·        Lukuhay, Josh, 2007., Pentingnya TI Bagi Perusahaan Saat Ini Dan Tantangan Dunia Bisnis, Majalah E-Bizz Asia.
·        Yan dan Rahmad, 2007., Sistem Pemantauan Komputer pada Jaringan Berbasis Simple Network Management Protocol (SNMP), Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, Vol. No.2, Agustus 2007, pp.183-192.

·        http://akuntansimodern.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-sistem-teknologi-informasi.html

Rabu, 05 Juli 2017

Definisi Kepemimpinan Dan Sebutkan Gaya-Gaya Kepemimpinan

Definisi Kepemimpinan Dan Sebutkan Gaya-Gaya Kepemimpinan

Definisi Kepimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis

GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Refrensi:



https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/

Pebandingan organisasi jaman Dulu Dengan Sekarang

Pebandingan organisasi jaman Dulu Dengan Sekarang

Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah Sumpah Pemuda yang selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Namun momen penting ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah Pemuda merupakan hasil dari serangkaian perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun silam dalam usaha membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Seperti kita ketahui bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai sejak abad ke-17, dimana waktu itu perlawanan-perlawanan secara fisik dari berbagai daerah muncul akibat kekejaman dan penindasan kaum penjajah. Tak heran, kalau di tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram berani menyerang kompeni hingga ke Batavia.
Tahun 1662 – 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga mengadakan perlawanan mengusir penjajah di Makasar. Lalu 1817 di Ambon ada Pattimura, kemudian 1825 -1830 terjadi Perang Diponegoro, demikian pula di Sumatera, Tuanku Imam Bonjol memimpin perlawanan pada tahun 1824 hingga 1837. Perlawanan lainnya pun muncul dengan tujuan yang sama mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Akan tetapi sangat disayangkan, perjuangan tersebut tidak membawa hasil yang diharapkan karena politik devide et impera yang diterapkan Belanda waktu itu mampu menaklukkan semua perlawanan. Belanda mampu menaklukkan hampir seluruh wilayah nusantara sehingga bangsa ini semakin mengalami penderitaan panjang.
Sadar akan hal tersebut, para pemuda Indonesia yang memiliki semangat dan jiwa patriotisme kemudian melakukan bentuk perlawanan dalam bentuk yang lain. Mereka melawan – bukan dalam arti fisik – melalui organisasi Budi Oetomo yang didirikannya pada 20 Mei 1908. Momen ini kemudian dijadikan sebagai tonggak sejarah kebangkitan pemuda Indonesia dalam pergerakan kebangsaan Indonesia, yang kemudian diakui sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Beberapa tahun kemudian tepatnya 1911 muncul Sarekat Islam yang didirikan oleh HOS Tjokroaminoto. Setahun kemudian namanya diubah menjadi Sarekat Dagang Islam. Selain itu di tahun yang sama, berdiri pula Indische Partai yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Danudirdja Setia Budi, Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo. Tujuan politiknya sangat jelas yaitu untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian dibuang karena dianggap membahayakan kelangsungan Pemerintah Hindia Belanda melalui tulisan-tulisannya yang tajam di surat kabar. Demikian pula gerakan dan aksi-aksi yang mereka lakukan.
Organisasi-organisasi lain pun kemudian bermunculan, namun belum memberikan harapan yang menggembirakan. Mereka tetap tak mampu menghadapi dan memberikan perlawanan berarti disebabkan perjuangan yang mereka lakukan masih sendiri-sendiri.
Setelah menyadari kondisi seperti itu, keadaan pun lalu berubah. Para pemuda kemudian berfusi, menyatukan diri dan mengusung rasa kebangsaan yang selama ini belum tersentuh. Ini kemudian melahirkan Kongres Pemuda Indonesia I pada tahun 1926. Waktu itu cita-cita persatuan menjadi tujuan utama, namun masih belum dapat diwujudkan secara nyata.
Rasa kebangsaan dan persatuan itu mencapai puncaknya dengan kemunculan pemuda Soekarno, anggota Jong Java. Ia terus mengobarkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai landasan untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda yang kemudian terkenal dengan julukan Bung Karno ini mendasarkan perjuangan mencapai kemerdekaan pada kekuatan sendiri, anti kapitalisme dan imperialisme serta non-cooperation atau tak bersedia bekerja sama dengan Hindia Belanda.
Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres dihadiri oleh berbagai perhimpunan pemuda yang ada di Indonesia. Dalam sidang ketiga, 28 Oktober 1928 itulah kemudian dicetuskan Sumpah Pemuda yang sangat terkenal hingga sekarang.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan yang bersifat nasional, meliputi seluruh wilayah nusantara mencapai cita-cita bersama. Pada Kongres ini pula diperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza oleh Wage Rudolf Supratman.
Kata-kata keramat yang dicetuskan dalam Kongres II Pemuda Indonesia tersebut terus mengakar dalam diri setiap anak bangsa. Perjuangan terus berlanjut, perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda pun tak berhenti hingga mencapai puncak dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda. Jangan sampai kerja keras para pemuda pada masa perjuangan dahulu terbuang percuma dengan kondisi Bangsa Indonesia di masa sekarang.
Kalau dulu kaum penjajah yang memecah belah bangsa Indonesia, bukan tidak mungkin persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina terkoyak oleh ulah bangsa sendiri. Bahasa Indonesia yang selama ini diakui sebagai bahasa persatuan rusak justru oleh perilaku bangsa sendiri.


Sumber : https://halamanputih.wordpress.com/tag/organisasi-pemuda-jaman-dulu/

Pengertian Kepempinan Dan Tipe-Tipe Kepemimpinan

Pengertian Kepempinan Dan Tipe-Tipe Kepemimpinan

>   Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan itu termasuk kedalam suatu kerja sama didasarkan kepada kemampuan orang tersebut, dan kepemimpinan itu juga di ratikan oleh para pendapat ilmuwan diantaranya :
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
>    Tipe- Tipe Kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
>           TEORI-TEORI  KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan  bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
– pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2.         Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.  konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri  ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b.  berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.         Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a.         Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku  kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol  ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai  perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b.  Model ” Interaksi Atasan-Bawahan” :
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang  akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c.  Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d.  Model ” Jalan- Tujuan “
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut   harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e.  Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.

SUMBER   :
> https://adenrabani.wordpress.com/2013/11/13/pengertian-kepemimpinantipe-tipe-kepemimpinan-teori-teori-kepemimpinan/